Nusa Dua,Info7.id | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendorong agar kalangan pengusaha bisa berpartisipasi dalam meredam ketegangan global yang berdampak pada krisis energi dan pangan. Dalam hal ini, Business 20 (B-20) sebagai bagian G-20 bisa ikut mengurangi tensi geopolitik akibat perang Rusia Ukraina.
“Saya berharap B-20 akan terus menjaga semangat kolaborasi dan menyuarakan kepada dunia, terutama kepada pemimpin. Peran dan suara Anda sangat sangat penting,” ucap Sri Mulyani Indrawati dalam B-20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali pada Senin (14/11/2022).
Ketegangan geopolitik dampak perang Rusia Ukraina berdampak ke seluruh lini khususnya pangan dan energi. Dia mengatakan pemerintah Indonesia sebagai Presidensi G-20 terus mendengarkan aspirasi dari negara anggota G-20 lain. Hal ini juga diharapkan dilakukan B-20. Pemerintah Indonesia mendengarkan mitra swasta, tentang tantangan dan mempromosikan kemitraan dengan cara lebih baik. “Kami mencatat beberapa tantangan di bidang prioritas dan target jangka panjang, serta kebutuhan memiliki lingkungan pendukung yang lebih baik dan kapasitas berinvestasi,” ucap Menkeu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai Presidensi G-20 Indonesia berupaya mengoptimalkan partisipasi sektor swasta terutama untuk meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan. Hal ini sangat sangat penting bagi semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
“Saya percaya B-20 telah mengajarkan bagaimana kita dapat meningkatkan cara kita menjalin kemitraan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Pesan yang telah kita dengar hari ini juga akan menjadi penting untuk tahap selanjutnya dari pekerjaan kita dan untuk kepresidenan G-20 berikutnya,” kata Sri Mulyani.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk Negara-Negara ASEAN Wempi Saputra mengatakan sejak Februari hingga Oktober 2022 ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan lobi dalam bentuk pertemuan bilateral hingga 100 kali dengan semua negara anggota G-20. Langkah ini dilakukan agar Indonesia bisa mendengarkan aspirasi dari semua negara anggota G-20. “Saya ikut membantu beliau sejak Februari sampai Oktober ini, kami bilateral sampai 100 kali hanya untuk mendengar aspirasi,” ucap Wempi.
Wempi mengatakan langkah Rusia melakukan serangan ke Ukraina, sempat membuat sejumlah negara meminta Indonesia yang saat ini menjadi Presidensi G-20 untuk mengeluarkan Rusia dari G-20. Namun Indonesia berupaya menjaga hubungan terhadap seluruh anggota G-20. Wempi tidak merincikan negara mana yang meminta Indonesia mengeluarkan Rusia dari G-20. “Kalau tidak mengundang Rusia maka jadi G-19, mempertahankan forum ini (tetap menjadi G-20) adalah salah satu keberhasilan presidensi yang diakui semua negara anggota G-20 karena mereka pesimistis,” kata Wempi.
Sumber: Investor Daily