Jakarta, Info7.id | Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kemarahannya bahkan mengancam akan melakukan reshuffle kabinet terhadap kementerian yang tidak menggunakan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa.
Para menteri di jajaran Kabinet Indonesia Maju diminta merespons atas sikap Jokowi tersebut.Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas menjelaskan, kemarahan Jokowi sebaiknya tidak hanya ditanggapi dari sudut pandang politik semata.
Dia menekankan supaya sikap Jokowi tersebut ditafsirkan dari sudut pandang strategi pembangunan, industrialisasi, serta peningkatan mutu pendidikan dan sumber daya manusia.“Respons menteri-menteri dan eksekutif BUMN diharapkan lebih relevan dengan sudut pandang kedua,” kata Abbas kepada wartawan, Minggu (27/3/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Abbas menegaskan pentingnya para pihak terkait untuk merespons sikap Jokowi tersebut. Menurutnya, Indonesia sudah jauh tertinggal dalam aspek pengembangan teknologi serta industrialisasi dibanding negara-negara lain di Asia.
Dia menambahkan, perlu adanya sikap serius dan disiplin untuk menghadapi masalah tersebut.
Abbas mencontohkan soal belanja Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dia memandang daripada mengimpor peralatan rumah sakit, lebih baik Kemenkes membeli peralatan tersebut dari industri dalam negeri. Menurutnya, sudah ada sebagian industri dalam negeri yang mampu memproduksi peralatan kesehatan.
Meski demikian, dia mengakui ada kemungkinan produksi industri dalam negeri masih belum sebagus produk impor pada aspek teknologinya. Hanya saja, dia memandang dengan adanya permintaan dapat mendorong inovasi pada industri dalam negeri.
Permintaan yang cukup akan selaras dengan peningkatan kualitas produk.”Ini berlaku juga untuk produk-produk lain yang kerap diimpor oleh berbagai kementerian dan BUMN.
Jika mereka belanja di dalam negeri, APBN tidak hanya akan menstimulasi ekonomi di dalam negeri, tetapi juga mengurangi perpindahan devisa ke luar negeri,” ujar Abbas.
Diberitakan, Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle terhadap menteri dan direktur utama (dirut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kalau dalam melakukan belanja barang tidak membeli produk dalam negeri atau buatan Indonesia.
“BUMN, saya sampaikan ke menteri BUMN, dah ganti dirutnya, ganti, ngapain kita? Kementerian, sama saja tapi itu bagian saya itu. Reshuffle,” kata Jokowi saat memberikan Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).
Dia menegaskan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju dan Dirut BUMN tidak main-main dalam membelanjakan anggaran pengadaan barang dan jasanya.
Anggaran tersebut 40% harus digunakan untuk membeli barang buatan Indonesia.