INFO7.ID, TANGERANG | Tim kuasa hukum Ridwan Kamil akhirnya buka suara menanggapi klaim dari Lisa Marlina yang menyebut anak yang dilahirkannya merupakan hasil hubungan dengan klien mereka. Dalam jumpa pers yang digelar hari ini, dua kuasa hukum—Fikri Wijaya, S.H. dan Helmanik, S.H.—menyebut tuduhan tersebut sebagai bentuk penyesatan publik yang berpotensi menyesatkan opini masyarakat.
“Ini penyesatan. Klaim yang disampaikan Lisa Marlina keliru dan tidak berdasar,” tegas Fikri Wijaya di hadapan awak media, Kamis (17/4).
Lisa Marlina sendiri sebelumnya mengklaim bahwa anak berinisial CA yang dilahirkannya merupakan buah hubungan pribadi dengan Ridwan Kamil. Klaim tersebut lantas memicu perdebatan publik di media sosial dan sejumlah forum daring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fikri menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan narasi tanpa dasar hukum terus beredar. Bahkan, ia secara gamblang menyebut tindakan Lisa Marlina sebagai “drama” yang bisa menjadi bumerang.
“Kami seorang loyer bicara berdasarkan bukti, bukan sensasi. Jadi sudahi derama ini sebelum menjerat leher sendiri,” ujarnya lantang.

Lebih lanjut, Fikri menyatakan bahwa kliennya siap menjalani tes DNA apabila memang diperlukan untuk mengakhiri polemik ini secara objektif dan ilmiah.
Di kesempatan yang sama, Helmanik, S.H., turut menjelaskan kronologi peristiwa berdasarkan pernyataan tertulis kliennya. Menurutnya, anak yang dilahirkan Lisa Marlina bukan merupakan hasil hubungan dengan Ridwan Kamil.
“Dalam dokumen yang kami pegang, klien kami menyatakan bahwa anak tersebut adalah hasil hubungan Lisa Marlina dengan pihak lain, bukan dengan RK,” jelasnya.
Pihak kuasa hukum berharap agar polemik ini tidak terus dipelihara di ruang publik tanpa dasar yang sah. Mereka mengimbau semua pihak, termasuk kuasa hukum Lisa Marlina, untuk menempuh jalur hukum secara proporsional jika memang memiliki bukti, bukan membangun narasi yang membingungkan masyarakat.
“Jika fitnah ini terus bergulir tanpa bukti, kami tidak akan ragu mengambil langkah hukum. Keadilan harus dibangun di atas fakta, bukan spekulasi,” tutup Fikri.
Penulis : Mul






