Kemelut Sosial di Haiti: Sistem Kesehatan di Ambang Kolaps Akibat Kekerasan Geng

Rabu, 20 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang wanita dengan putrinya berjalan melewati barikade yang dipasang oleh anggota polisi saat demonstrasi pecah di Port-au-Prince, (AP PHOTO/ODELYN JOSEPH)

Seorang wanita dengan putrinya berjalan melewati barikade yang dipasang oleh anggota polisi saat demonstrasi pecah di Port-au-Prince, (AP PHOTO/ODELYN JOSEPH)

INFO7.ID, Haiti | Kondisi sistem kesehatan di Haiti nyaris tak berdaya menyusul pemberontakan dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh geng-geng kriminal bersenjata. Situasi ini memaksa Perdana Menteri Haiti untuk mengumumkan pengunduran dirinya. Serangan-serangan brutal yang berlangsung intens selama dua minggu terakhir telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kesehatan di negara tersebut, mengakibatkan pembakaran fasilitas medis, pembunuhan terhadap tenaga kesehatan, dan kelangkaan persediaan medis yang kritis.

Saat ini, hanya tersisa satu rumah sakit umum di ibu kota negara, Port-au-Prince, yang masih beroperasi, meninggalkan warga yang menjadi korban kekerasan tanpa harapan mendapatkan perawatan medis yang layak. “Sistem pelayanan kesehatan di Port-au-Prince pada dasarnya telah hilang. Kondisi semakin memburuk dengan amat cepat,” ungkap Mackynzie Archer, seorang konsultan untuk LSM medis internasional di Haiti, seperti dilaporkan oleh The Guardian pada tanggal 18 Maret 2024.

Baca Juga :  Jutaan Warga Inggris Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi, Tercekik Utang

Lonjakan korban luka karena perang jalanan telah meningkatkan tekanan terhadap fasilitas medis yang masih bertahan. Lebih jauh, serangan terhadap rumah sakit, seperti St. Francis de Sales dan Rumah Sakit Jude-Anne, telah meniadakan beberapa pelayanan medis terakhir di Port-au-Prince. “Mereka merampas semua yang ada, dari ruang operasi hingga sinar-X dan persediaan farmasi,” kata Dr. Ronald V LaRoche dalam wawancara dengan New York Times.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Situasi keamanan yang buruk juga telah mempengaruhi distribusi bahan medis esensial, dengan geng bersenjata yang menguasai jalur utama dan akses ke pelabuhan kota sekaligus menghambat pasokan obat, darah, dan oksigen. Pemadaman akses kepada sumber daya medis ini telah mengakibatkan kepada pasien harus menunggu operasi rutin hingga berminggu-minggu.

Para tenaga kesehatan terpaksa mengasingkan diri di rumah, dengan ketakutan akan terjebak dalam perseteruan bersenjata atau menjadi sasaran pembunuhan. Dr. Nathalie Barthélémy Laurent adalah salah satu tenaga kesehatan yang menjadi korban terakhir, ditembak mati di dekat rumahnya.

Baca Juga :  Rencana Besar Hubungkan RI-Malaysia Via Jembatan/Terowongan 120 Km

Pada kondisi terakhir, bahkan di Rumah Sakit Universitas Negeri Haiti, pemandangan yang menyayat hati terungkap dengan ketiadaan tenaga medis yang bisa mengatasi deretan pasien. BBC melaporkan bahwa hanya ada mayat-mayat yang membusuk tanpa ada yang merawat.

Episode kekerasan terburuk dalam beberapa dekade ini telah melumpuhkan Haiti, khususnya ibu kota, dengan pertempuran sengit antara geng bersenjata lengkap dan pasukan keamanan. Serangan tersebut telah mencapai puncaknya ketika kemunduran politik berujung pada pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri, Ariel Henry, hal ini menandakan sebuah periode panjang ketidakstabilan politik yang berpotensi melanjutkan spiral kekerasan di negara Karibia tersebut. (rhd)

Berita Terkait

PMKRI Mencatat Lebih Dari 3300 Tindak Kekerasan Terhadap PRT, Negara Bungkam
Empat Tersangka Serangan Teroris di Konser Moscow
Jutaan Warga Inggris Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi, Tercekik Utang
Tok! KTT G-20 Resmi Dibuka Jokowi
Dow Jones Hilang 350 Poin, Investor Tunggu Data Pekerjaan
RI di Sidang Majelis Umum PBB: G20 Tidak Boleh Gagal!
‘Kiamat’ Smartphone Nyata! Bill Gates Ungkap Teknologi Baru
Rencana Besar Hubungkan RI-Malaysia Via Jembatan/Terowongan 120 Km
Berita ini 65 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 29 Juni 2024 - 22:17 WIB

PMKRI Mencatat Lebih Dari 3300 Tindak Kekerasan Terhadap PRT, Negara Bungkam

Rabu, 27 Maret 2024 - 22:03 WIB

Empat Tersangka Serangan Teroris di Konser Moscow

Minggu, 24 Maret 2024 - 18:33 WIB

Jutaan Warga Inggris Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi, Tercekik Utang

Rabu, 20 Maret 2024 - 08:50 WIB

Kemelut Sosial di Haiti: Sistem Kesehatan di Ambang Kolaps Akibat Kekerasan Geng

Selasa, 15 November 2022 - 03:40 WIB

Tok! KTT G-20 Resmi Dibuka Jokowi

Berita Terbaru

Pemerintahan

Satpol PP Ancam Jurnalis, Forwat Geruduk Tangsel

Sabtu, 17 Mei 2025 - 18:42 WIB