Surabaya, Info7.id | Viral sebuah tontonan video persekusi hingga penganiayaan dan diseretnya Ketua Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) Ade Maulana. Peristiwa yang melucuti profesi jurnalis ini dilakukan sejumlah oknum ormas yang berada di Jawa Timur pada hari Minggu (29/5/2022).
Berdasarkan keterangan Ade (korban) paska membuat laporan kepolisian di Polrestabes Surabaya, dirinya telah mendapatkan perlakuan tidak baik, bahkan terancam keselamatannya.
“Awalnya soal pemberitaan yang dimuat di media beritarakyat.com terkait makam Sentono Agung Botoputih. “Ucap Ade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menyinggung status tokoh agama Habib Ali Alhabsyi di Cagar Budaya Makam Botoputih. Namun kedatangan Ade bersama Bintang seorang wartawan Memorandum malah berbuah persekusi oleh sejumlah oknum ormas.
“Sebelumnya sih, saya diminta datang makam itu, namun kedatangan kami malah berbuntut persekusi, penganiayaan dan saya diseret sama mereka. “Ulasnya.
Tindakan yang dilakukan para oknum tersebut dikatakan Kepala Divisi Advokasi KJJT, Wawan Teguh ketika menggelar konferensi Pers di Cafe Prajurit, Jalan Adityawarman, Kota Surabaya (31/5/2022) sangat tidak manusiawi dan perlakuan melanggar hukum.
“Tindakan arogansi dan premanisme yang diterima Ade bersama Bintang oleh sekelompok oknum ormas di Makam tersebut merupakan hal keji dan jelas melanggar hukum. “Ucap Teguh.
Selain itu, Teguh juga menyebut intimidasi yang dilakukan oleh oknum tokoh agama (habib Ali Alhabsy) yang diduga aktor intelektual terjadi peristiwa tersebut dengan menggerakan beberapa organisasi masyarakat (ormas) untuk melukai dan menciderai jurnalis saat menjalankan tugas jurnalistik harus ditindak tegas.
“Proses hukum tetap kita hormati, ini negara hukum. Saya akan mendampingi Mas Ade, nantinya saat proses penyidikan dan penyelidikan sahabat kita Ade.” Terangnya.
Wawan Teguh Nuswantoro,S.H., yang didampingi M.H. Moch Naim,S.H, M.H., Sugeng Apriyanto S.H., juga menilai tindakan arogansi oknum ormas dan oknum tokoh agama terhadap Ade Maulana dan Alif Bintang merupakan contoh buruk dari sederet kejadian yang menimpa rekan – rekan wartawan.
“Kami mendesak Kapolda Jawa Timur dan khususnya Kapolrestabes Surabaya menindaklanjuti secara profesional dalam penegakan hukum.
“Harus segera ditangkap dan ditahan para pelaku dan aktor intelektualnya agar tidak ada lagi kejadian memalukan yang melanggar hukum terhadap rekan – rekan wartawan di Jawa Timur. Jika hal ini tak ditanggapi dengan segera, akan berdampak buruk bagi tegaknya hukum di Republik ini. “Tegas Teguh.
Terpisah, menyikapi persoalan yang menimpa satu profesinya, Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia, Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan angkat bicara.
Melalui siaran persnya di Jakarta (31/5/2022) sore, dia menilai para oknum ormas yang terlibat dalam eksekusi Ade Maulana dan Alif Bintang telah membuat presedent buruk. Dia juga menyatakan perbuatan Habib Ali Alhabsyi telah sangat melawan hukum.
“Peristiwa yang dialami rekan saya Ade Maulana dan Alif Bintang bukan untuk menjadi tontonan publik, sehingga muncul asumsi masyarakat terhadap profesi jurnalis yang tidak baik. Padahal justru sebaliknya yakni oknum Habib dan para oknum ormaslah yang harus bertanggungjawab atas peristiwa yang terjadi di makam Sentono Agung Botoputih. “,ungkap Opan.
Untuk itu Opan meminta dalam waktu yang sesingkat – singkatnya Kapolda Jawa Timur beserta jajarannya di Polrestabes Surabaya segera menindaktegas para oknum ormas bergaya preman dan aktor intelektual di kejadian tersebut.
“Jika tidak segera ada tindakan hukum, saya yakini rekan – rekan jurnalis dari Jakarta dan beberapa wilayah akan hadir ke Surabaya untuk gelar aksi akbar tangkap dan tahan Habib Ali Alhabsyi dan para oknum ormas eksekusi Ade Maulana beserta Alif Bintang. “Tegas Opan.
Sementara Agusnal, Sekjen KJJT menyebut, perlakuan arogan ini tidak cukup hanya dengan permintaan maaf saja, sehingga pihaknya meminta kasus ini dibawa ke ranah hukum. Negara ini kata dia adalah negara hukum. Supremasi tertinggi adalah hukum.
KJJT meminta ada tindakan tegas dari aparat kepolisian agar mengusut tuntas terkait premanisme yang dilakukan oknum ini.
“Terhadap korban persekusi, juga harus diperhatikan kondisi kejiwaan pasca tindakan yang dialami rekan kita Ade dan Bintang. “Pintanya.
(RED)