Frankfurt, Info7.id | BioNTech telah memperluas program uji klinis untuk mengembangkan vaksin baru anti-Omicron. Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (30/3/2022), perlindungan terhadap infeksi dari vaksin Comirnaty yang sudah ada telah berkurang, meskipun perlindungan terhadap penyakit parah tetap ada.
BioNTech meningkatkan jumlah peserta dalam uji coba saat darah peserta akan dipantau untuk respons kekebalan, menjadi 2.150 dari 1.420 responden yang diumumkan pada Januari.
Pada Rabu (30/3), BioNTech menyatakan data diperkirakan selesai pada bulan April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tujuan kami adalah untuk memahami perlindungan yang diberikan vaksin-vaksin ini terhadap Omicron, serta perlindungan silang yang mereka berikan terhadap varian kekhawatiran sebelumnya,” katanya.
“Saat ini, tidak ada konsensus peraturan tentang perlunya vaksin berbasis Omicron,” tambah BionNTech.
Studi diperluas untuk menambahkan beberapa kelompok, termasuk sukarelawan yang mendapatkan urutan vaksin berbasis Omicron ditambah dosis mapan yang menargetkan virus Wuhan asli.
BioNTech telah mengirimkan lebih dari 3,1 miliar dosis vaksin Covid-19 secara global dengan Pfizer. Perusahaan menyatakan telah menambahkan subkelompok yang mendapatkan vaksin baru yang menargetkan dua varian ini dalam satu kesempatan, satu fitur yang dikenal sebagai bivalen.
European Medicines Agency telah mendesak perusahaan farmasi untuk mengeksplorasi tidak hanya dosis yang disesuaikan dengan varian Omicron tetapi juga kandidat bivalen.
Berkat laba bersih US$ 11,48 miliar (Rp 165 triliun) pada tahun 2021, perusahaan biotek Jerman berencana untuk membelanjakan antara 1,4 miliar euro (Rp 20 triliun) dan 1,5 miliar euro (Rp 21,6 triliun) untuk penelitian dan pengembangan tahun ini.