Jakarta, Info7.id | Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyepakati kerja sama Kolaborasi Pembentukan dan Pengoperasian Multi-Country Training Hub for Health Emergency, termasuk Pusat Pelatihan Tim Medis Darurat di Indonesia.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) telah dilakukan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menhan Prabowo Subianto, Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus di sela KTT G20, Selasa (15/11) di Bali.
Di tengah bahaya hidrometeorologi saat ini yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dan perubahan iklim, memungkinkan terjadinya pandemi berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menkes Budi mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana alam dan keadaan darurat, termasuk keadaan darurat kesehatan.
Untuk menjadi bangsa yang tahan bencana, untuk melindungi rakyat kita dan generasi mendatang, kita membutuhkan kemauan politik yang kuat dan upaya kolektif di antaranya dengan pembentukan pusat pelatihan kegawat daruratan kesehatan.
“Kerangka pengurangan risiko bencana membutuhkan upaya multi-sektoral dalam mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat. Membangun kerangka Kolaborasi Pentahelix, pemerintah, masyarakat sipil, media, akademisi, dan entitas bisnis dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah dalam mengurangi risiko bencana,” ujar Menkes Budi.
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, regulator, dan koordinator pemangku kepentingan harus bekerja sama dengan masyarakat, yang sekaligus dapat berperan sebagai akselerator dalam kesiapsiagaan di lingkungannya sendiri.
Sementara itu, peran media menyebarkan informasi dan edukasi tentang bencana dan memahami masalah kedaruratan kesehatan. Sementara itu, sektor swasta berfokus pada penyediaan layanan dan produk yang membantu mencapai tujuan kesiapsiagaan kedaruratan kesehatan.
“Mengingat hal tersebut, perguruan tinggi sebagai komponen intelektual memiliki posisi strategis dalam upaya pengurangan risiko bencana,” ucap Menkes Budi.
Perguruan tinggi berperan sebagai pusat penelitian dalam memproduksi dan menyebarluaskan pengetahuan tentang kebencanaan, khususnya yang berkaitan dengan kedaruratan kesehatan. Perguruan tinggi juga dapat mendukung pemerintah dalam pengelolaan kesehatan selama fase krisis.
Kerja sama ini melibatkan Universitas Pertahanan Republik Indonesia untuk mendirikan Multi-Country Training Hub for Health Emergency di Indonesia.
“Saya optimis MOU ini akan menjadi landasan bagi sistem manajemen krisis kesehatan yang lebih kuat,” tutur Menkes.
Sumber: Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI.
(Red)