INFO7.ID | SUKABUMI – Memasuki musim penghujan, para petani di Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan kondisi saluran irigasi yang mengalami kerusakan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran pasokan air ke lahan pertanian, sehingga berdampak pada produktivitas hingga berpotensi menimbulkan kerugian finansial.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Tani Desa Bojong, Feri Kurniawan, mengungkapkan bahwa persoalan utama yang dihadapi petani saat ini adalah perbaikan irigasi. Meski sudah ada kesepakatan untuk mengantisipasi kerusakan tersebut, keterbatasan anggaran membuat solusi yang bisa dilakukan hanya sebatas gotong royong.

“Insya Allah hari Sabtu petani sepakat mau gotong royong untuk pengerukan. Kalau untuk kerusakan bocor-bocor itu belum bisa diantisipasi, karena memang memerlukan biaya yang cukup besar,” ujarnya.Rabu(01/10/25)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Feri menambahkan, perbaikan irigasi ini sangat penting karena petani tengah mempersiapkan musim tanam padi yang ditargetkan berlangsung sekitar bulan November. Saat ini sebagian lahan masih ditanami palawija dan diperkirakan baru selesai panen dalam waktu sebulan ke depan.
“Sekarang baru persiapan untuk padi. Jadi sebelum tanam, kita fokus dulu memperbaiki irigasi. Target tanam bulan November, untuk lahan sekitar 80 hektare di Desa Bojong dan Bojong Kembar,” jelasnya.
Selain masalah irigasi, para petani juga menghadapi kendala lain berupa serangan hama tikus yang sempat merajalela di wilayah hulu. Namun menurut Feri, saat ini kondisinya sudah mulai terkendali setelah dilakukan upaya pembasmian.
“Alhamdulillah serangan tikus sekarang sudah mulai berkurang setelah dilakukan peracunan. Jadi petani bisa lebih fokus mempersiapkan musim tanam,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kebutuhan bibit dan pupuk sudah tersedia melalui RDKK, sehingga petani optimistis bisa memulai tanam sesuai target.
“Untuk bibit sudah siap, pupuk juga mencukupi. Tinggal kita benahi irigasinya supaya air bisa lancar mengalir,” kata Feri.
Petani berharap pemerintah daerah bisa memberikan perhatian lebih terhadap perbaikan infrastruktur irigasi agar aktivitas pertanian tidak selalu bergantung pada upaya swadaya masyarakat.