Taipei, Info7.id | Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng pada Rabu (23/3) mengatakan, sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang wajib militer bagi rakyatnya. Saat ini, wajib militer di Taiwan berlangsung selama empat bulan saja.
Berbicara di hadapan anggota parlemen, Chiu menyatakan, proposal untuk memperpanjang masa wajib militer masih dalam pertimbangan. Namun, ia memastikan akan ada rencana baru yang diajukan tahun ini.
Taiwan telah secara bertahap beralih dari wajib militer menjadi kekuatan profesional yang didominasi sukarelawan. Tekanan China yang semakin tinggi serta invasi Rusia yang menjadi kenyataan, membuat Taiwan merasa harus memperkuat diri secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita harus mempertimbangkan situasi musuh dan operasi pertahanan kita dalam hal kekuatan militer,” kata Chiu, seperti dikutip Reuters.
Saat ini, militer Taiwan jelas jauh lebih kecil dibandingkan dengan China. Namun, para ahli strategi berharap, pelatihan yang unggul dapat membantu memberi mereka keunggulan dalam konflik.
Pemerintah Taiwan di bawah Presiden Tsai Ing-wen juga terus mengerjakan program untuk mereformasi pelatihan cadangan.
Tsai sedang memperjuangkan gagasan perang asimetris untuk membuat pasukan pulau itu lebih mobile dan gesit.
Aturan wajib militer di Taiwan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1951. Hingga tahun 1954, sebagian peserta wajib militer menjalani pelatihan selama dua tahun.
Saat itu, wajib militer untuk angkatan laut, angkatan udara, dan pasukan khusus harus menjalankan tugasnya selama tiga tahun.
Baru pada tahun 1981, semua peserta wajib militer dari semua angkatan harus bertugas selama dua tahun.Pada tahun 1991, waktunya dipotong menjadi 22 bulan.
Di tahun-tahun berikutnya, masa wajib militer terus dipotong secara bertahap hingga menjadi hanya satu tahun pada 2008. Mengutip Taipei Times, pada 2013, masa wajib militer untuk laki-laki yang lahir setelah tahun 1994 dipotong menjadi hanya empat bulan saja.
Desember 2018, kelompok wajib militer terakhir diberhentikan. Program wajib militer akhirnya digantikan dengan pasukan sukarelawan.