INFO7.ID | SUKABUMI – Sudah hampir delapan bulan pascabencana longsor yang melanda Kampung Sungapan, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi,
Nasib keluarga Maman (55) masih belum menemukan titik terang. Rumah beserta seluruh harta bendanya tertimbun tanah pada Februari 2025 lalu. Hingga kini, Maman bersama dua keluarga lainnya harus rela menumpang di rumah kerabat dan tetangga.
“Semua habis tertimbun, tiga keluarga termasuk saya. Sekarang saya tinggal bersama enam jiwa, menumpang di rumah orang,” tutur Maman saat ditemui, dengan nada penuh harap, Rabu (01/10/25).
Menurutnya, bantuan yang diterima hanya berlangsung sebentar. “Selama setengah bulan sampai Idul Fitri dulu masih ada bantuan sembako, air, sampai beras. Tapi setelah itu tidak ada lagi. Dari BPBD pun cuma dapat genting seribu biji dan triplek 15 lembar,” ungkapnya.
Maman mengaku, pihak desa sempat menjanjikan akan mengalokasikan tanah desa untuk pembangunan rumah baru. Namun hingga saat ini, janji tersebut belum terealisasi.
“Katanya mau dialokasikan ke tanah desa, bahkan lahannya sudah ada. Tapi sampai sekarang hanya sebatas ucapan. SK-nya pun saya belum terima. Jadi ya bisa dibilang PHP,” keluhnya.
Kerugian materiil yang dialami keluarga Maman cukup besar. Rumah anaknya yang baru selesai dibangun diperkirakan menelan biaya hingga Rp150 juta, sementara rumahnya sendiri sekitar Rp70 juta.
“Kalau dihitung total ya lebih dari Rp200 juta kerugian kami. Dan sekarang yang bisa saya bawa hanya pakaian di badan, peralatan dapur pun dikasih orang,” ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Maman hanya mengandalkan penghasilan sebagai buruh harian lepas. Namun penghasilan yang tidak menentu membuatnya kesulitan.
“Kalau ada sisa dari upah harian, sebulan kadang bisa kasih Rp100 ribu atau Rp200 ribu untuk orang yang saya tumpangi. Kalau tidak ada ya cukup dengan kata-kata saja,” ucapnya lirih.
Maman berharap pemerintah segera menepati janji dengan merealisasikan hunian baru di lahan desa.
“Keinginan saya sederhana, punya rumah sendiri lagi. Biar bisa tidur tenang tanpa harus merasa jadi beban orang lain,” harapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah desa Bojong dan BPBD Kabupaten Sukabumi belum memberikan keterangan resmi terkait tindak lanjut hunian bagi keluarga korban bencana tersebut.